Perputaran roda otomotif dan bangunan terus menggelinding sebagai penanda kemajuan wajah peradaban. Setidaknya kemajuan peradaban dari sisi penampakan luar sebagai bagian dari perkembangan sains dan teknologi. Dan kali ini kita akan mengulas secara khusus salah satu bangunan dan cagar budaya Jogja yang legendaris. Bahkan cagar budaya yang satu ini masih beroperasi hingga saat ini. Tidak lain adalah Stasiun Tugu Yogyakarta.
Sejarah dan Perkembangan Stasiun Tugu Yogyakarta
Setasiun Tugu yang berada di Yogyakarta merupakan setasiun ketiga yang di bangun di Jawa oleh Belanda setelah Semarang dan Solo, dengan maksud untuk meningkatkan kelancaran pengangkutan hasil bumi di area Semarang, Kedu dan Yogyakarta (20 Mei 1842) berupa jalan baja yang dapat di lalui kereta beroda besi ditarik oleh kerbau, sapi dan kuda.
HIngga di dua puluh tahun kemudian (1872) diputuskan untuk penariknya menggunakan kereta api. Maka dibangunlah stasiun Tugu dengan penampilan ala arsitektur kolonial. Hingga saat ini pun penampilan dan bentuk bangunan Stasiun Tugu Yogyakarta secara umum masih sama melainkan perubahan kecil pada bagian-bagian tertentu saja.
Stasiun Tugu mulai beroperasi pada 20 Juli 1887 dan merupakan salah satu stasiun yang cukup tua. Stasiun ini pernah menjadi tujuan akhir perjalanan kereta luar biasa Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, saat memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta dan masih beroperasi hingga saat ini. bahkan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya. Stasiun ini beralamatkan di Jl. Ps. Kembang No.77, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55271.
Gaya Arsitektur Art Deco Stasiun Tugu Yogyakarta
Stasiun Tugu Yogyakarta termasuk bangunan lawas yang memiliki arsitektur unik bergaya art deco yang terkenal pada masa antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Art Deco sendiri adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain. Art Deco termasuk yang murni bersifat dekoratif. yang mana pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.
Nafas arsitektur Art Deco terlihat dari komposisi ornamne garis-garis vertikal dan horizontal, lubang-lubang dinding roster yang berguna untuk cross ventilation sebagai penegasan karakter bangunan. Letak bangunan stasiun ini diapit oleh peron dan jalur kereta api. “Komposisi itu disebut dengan stasiun dua sisi. Bagian depan bangunan Stasiun Yogyakartayang sekaligus menjadi pintu masuk utama, menghadap ke sisi timur atau Jalan Mangkubumi.
Kharisma Stasiun Tugu Yogyakarta
Kharisma Stasiun Tugu Yogyakarta terbangun sudah sejak zaman Hindia-Belanda. Siapa sangka di stasiun inilah para tamu-tamu penting menginjakkan kakinya pertama kali di tanah Jogja. Mulai dari Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, Sunan dari Surakarta hingga presiden Republik Indonesia yang pertama, yaitu Ir. Soekarno dan masih banyak lagi tentunya. Beliau-beliau tersebut pernah singgah di Stasiun Tugu Yogyakarta.
Objek Wisata Terdekat
Selain menginjakkan kaki di Stasiun Tugu Yogyakarta ini, Anda masih bisa untuk melanjutkan perjalanan ke beberapa titik terdekat yang juga merupakan obyek wisatat yang tidak kalah populer dengan Stasiun Tugu Yogyakarta. Ada apa saja wisata Jogja terdekat dengan Stasiun Tugu yang bisa Anda kunjungi? Berikut ini kami pilihkan beberapa di antaranya.
Malioboro
Rasanya, belum bisa dikatakan berlibur atau berwisatat ji Jogja jika belum mampir ke Malioboro, Pasar lwisata legendaris Jogja. Dengan menapaki sepanjang jalan Malioboro yang cukup padat, Anda bisa sambil menengok kanan-kiri untuk menemukan berbagai jenis oleh-oleh, karya seniman lokal, jajanan enak dan lain sebagainya. Anda akan menjumpai banyak warna di sepanjang jalan mulai dari pemandangan musisi jalanan, pedagang, tukang las sampai dengan tukang becak mapun tukang delman yang siap mengantarkan Anda mengelilingi Malioboro.
Tugu Pal Putih
Tugu Jogja yang berjarak lebih kurang 1 kilometer dari Stasiun Tugu merupakan sebuah tugu atau monumen yang sering merepresentasikan Kota Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis yang merupakan garis yang bersifat magis yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi.
Sebagai salah satu ciri khas dari Jogjakarta dengan karakternya yang khas dan kuat, sangat sayang untuk dilewatkan jika Anda sedang berkesampatan menjelajahi wisata Jogja. Entah untuk spot mengabadikan moment, latar konten Tiktok Marketing, ataupun untuk spot endosement.
Pasar Beringharjo
Anda pecinta belanja? Inilah destinasi wisata Jogja yang sangat cocok untuk Anda kunjungi. Bisa diakses dengan berjalan kaki sekitar 15 menit via Malioboro dan 20 menit melalui Jalan Mataram. Pasar Beringharjo ini memang termasuk yang terpopuler untuk keperluan kulakan batik. Meski demikian Pasar Beringharjo sebenarnya juga menyajikan berbagai macam oleh-oleh yang bisa dibeli. Mulai dari kaos oblong, totebag, dress batik, pouch, seprai, sandal batik, kerajinan wayang, jamu, sampai suvenir pernikahan.
Museum Benteng Vredeburg
Sisi selatan Pasar Beringharjo Anda akan menemui benteng kuno yang sangat sejarah. Anda bisa menjangkaunya dengan berjalan 20 menit melalui Malioboro dan Margo Mulyo. Museum Benteng Vredeburg ini dulunya merupakan bekas penjara bagi para pejuang tanah air yang kini dialihfungsikan sebagai museum. Bangunan peninggalan zaman kolonial ini bisa menjadi salah satu obyek wiata yang perlu untuk diabadikan.
Titik 0 Kilometer Yogyakarta
Siapa yang tidak kenal dan tidak terbersit gambaran Titik 0 ketika mendengar atau teringat kata Jogja. Titik 0 Ini adalah sebutan untuk kawasan perempatan di Kantor Pos Besar Yogyakarta. Daerah ini merupakan ruang publik yang biasa digunakan untuk berbagai aktivitas oleh warga dan komunitas lokal. Jika berjalan-jalan di area ini, Anda juga bisa sekalian menikmati keindahan arsitektur bangunan lawas seperti Benteng Vredeburg, Gedung BNI, dan Gedung Agung. Ini adalah objek wisata Jogja paling murah meriah yang bisa Anda nikmati di Jogjakarta.
Membicarakan Yogyakarta rasanya memang tidak akan ada habisnya. Kota dengan julukan kota rindu ini benar-benar menyimpan banyak kenangan para pengunjung yang pernah menginjakkan kakinya di kota Rindu yang satu ini. Tentu saja selain destinasi terdekat yang kita ulas di atas masih banyak lagi tempat-tempat menarik lainnya yang juga layak untuk dijelajahi seperti Jembatan Sayidan, Hutan Pinus dan lain-lain.. Hanya saja di kondisi pandemi seperti hari ini Anda masih harus bersabar untuk bisa kembali menjelajahi Jogja. Mudah-mudahan bisa bermanfaat. Share ulasan ini dan nantikan ulasan menarik lainnya. Sekian dan terima kasih.