+62 811-258-168 noto.djogja@gmail.com

Berwisata ke Jogjakarta menjadi pilihan Wisatawan untuk mengisi waktu liburan atau memilih Yogyakarta sebagai lokasi study tour. Wisatawan yang berkunjung ke Jogjakarta memang bermacam – macam asal daerahnya, tetapi sebagian besar berasal dari Pulau Jawa. Wisatawan memilih Yogyakarta sebagai tempat berwisata karena lokasi wisata yang dekat dan banyak tempat wisata yang tersedia terutama wisata sejarah.

Sebagai destinasi wisata di Indonesia, Jogja memiliki berbagai fasilitas yang memberikan manfaat. Seperti rental mobil, bus pariwisata, berbagai tipe penginapan, bermacam tempat kuliner dan lainnya. Sehingga saat masa berliburan seperti akhir tahun, daerah ini ramai dikunjungi. Hampir dimana saja bisa dijadikan spot wisata karena mengandung nilai budaya dan sejarah yang kaya.

Wisata Sejarah di Jogjakarta memiliki banyak spot sehingga Wisatawan bingung memilih tempat wisata mana saja yang akan dikunjungi. Salah satu wisata sejarah yang sering dikunjungi oleh Wisatawan yakni Jembatan Sayidan. Tempat wisata yang satu ini banyak dikunjungi Wisatawan untuk dijadikan sebagai spot foto Instagramable. Dibalik keindahan Jembatan Sayidan ternyata menyimpan sejarah yang perlu Wisatawan ketahui.

Jembatan Sayidan

Jembatan Sayidan membelah aliran Sungai Code yang berhulu dari lereng Gunung Merapi dan bermuara ke Sungai Opak dan laut selatan. Nama tempat ini perlahan-lahan mulai dikenal oleh para Wisatawan dan media seiring dengan kemunculan lagu “Di Sayidan” oleh salah satu grup band ternama di Yogyakarta yaitu Shaggy Dog. Jembatan ini membelah Sungai Code yang menghubungkan antara Jalan Pangeran Senopati dengan Jalan Sultan Agung di pusat Kota Yogyakarta.

Jembatan Sayidan, sumber ig haii.bobs
Jembatan Sayidan, sumber ig @haii.bobs

Lokasi Jembatan Sayidan

Lokasi Jembatan Sayidan berada di jalan utama penghubung antara Keraton Yogyakarta dengan Puro Pakualaman atau jalan ke arah timur dari Titik Nol Kilometer Malioboro dengan jarak 700 meter atau sekitar 10 menit jalan kaki.

Nama Jembatan Sayidan

Nama spot ini yang ditulis dengan huruf latin dan huruf jawa mengindikasikan bahwa jembatan ini masih memiliki peran penting dari dahulu hingga saat ini. Banyak orang tidak menyadari tentang hal tersebut dan sering mengabaikannya. Nama Sayidan yang digunakan pada jembatan tersebut berasal dari nama kampung yang berada di sisi barat Sungai Code sebelah selatan jalan.

Kampung Sayidan dalam sejarahnya merupakan kampung tempat tinggal para pendatang dari etnis Arab. Etnis Arab tersebut disebut orang Jawa (Jogja) sebagai orang sayid dan akhirnya lebih familiar dengan nama Sayidan. Saat ini kampung Sayidan lebih banyak dihuni oleh orang Jawa dan sudah sedikit sekali keturunan orang Arab.

Gapura

Spot bersejarah ini memiliki 4 gapura berbentuk benteng di masing – masing ujung sisi. Keempat gapura tersebut membatasi 4 kampung diantaranya sisi barat daya terdapat kampung Sayidan, sisi barat laut terdapat kampung Ratmakan, sisi timur laut terdapat kampung Jagalan Beji, dan sisi tenggara terdapat kampung Bintaran Kulon.

Empat gapura berbentuk benteng tersebut selain membatasi 4 kampung. Juga sebagai daya tarik Wisatawan untuk mengunjungi Jembatan Sayidan, dan memperkuat nilai historis dari Jembatan Sayidan sebagai gerbang masuk menuju Keraton Kasultanan Yogyakarta. Gapura bentuk benteng diaplikasikan dari jembatan lain yang ada pada zaman dahulu yang berfungsi sebagai pintu gerbang menuju kraton. Kreativitas dalam mempercantik jembatan cukup menarik walaupun bentuk gapura yang dibangun lebih ke arah modern.

Sejarah Jembatan Sayidan

Dilihat secara sekilas mungkin tidak berbeda dibandingkan jembatan lain di Yogyakarta. Namun dilihat dari segi historis dan fungsinya mungkin Wisatawan akan berdecak kagum. Jembatan Sayidan Yogyakarta pun tidak diketahui kapan tepatnya dibangun. Dugaan sementara bahwa jembatan ini mulai dibangun atau telah ada ketika Kraton Kasultanan Yogyakarta berdiri.

Jembatan Sayidan, sumber ig Instan Kamil
Jembatan Sayidan, sumber ig Instan Kamil

Bentuknya pun telah banyak mengalami perubahan dan pembangunan ulang. Saat ini tempat ini menggunakan konstruksi modern dengan rangka baja dan beton sebagai penyangga. Perbaikan jembatan ini rutin dilakukan beberapa tahun sekali dengan penggantian beberapa lempengan baja dan lapisan aspal di atas jembatan.

Fungsi Jembatan Sayidan

Dulu Jembatan Sayidan berfungsi sebagai gerbang masuk Pusat Kota atau Ibukota wilayah Keraton Kasultanan Yogyakarta dari sisi timur. Hal ini dibuktikan dengan gapura bentar yang berada di sebelah barat lokasi ini pada sisi kiri dan kanan jalan. Inilah salah satu yang menjadi alasan mengapa jembatan ini khas dan masih dilestarikan hingga saat ini.

Hilangnya Fungsi Jembatan Sayidan

Fungsi tempat ini sebagai gerbang masuk Keraton Kasultanan Yogyakarta mulai memudar ketika masuknya Pemerintah Belanda ke Kota Yogyakarta. Titik puncaknya ketika Keraton Kasultanan Yogyakarta bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 9 September 1945 oleh Sri Sultan HB IX dan Sri Paku Alam VIII melalui maklumat.

Sejak saat itulah spot ini menjadi jembatan biasa seperti jembatan lain yang ada disekitarnya. Keberadaan gapura bentar yang ada di sebelah baratnya masih dipertahankan dan tetap digunakan sebagai batas antara Kraton Kasultanan Yogyakarta dengan Puro Pakualaman hingga saat ini.

Itu dia salah satu spot di Jogja yang menjadi obyek wisata karena ciri khas budaya dan sejarahnya. Banyak tempat-tempat yang memiliki ornamen, ciri khas dan struktur yang unik oleh karena bernilai budaya dan sejarah di Jogja untuk dikunjungi seperti Jalan Malioboro, Titik nol km, Tugu Jogja dan lain-lain.

Nama : Jembatan Sayidan
Alamat : Jl. Sultan Agung, Prawirodirjan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55121
Peta : https://goo.gl/maps/7bfYAWZTA6Skzdvj6

Simak terus berbagai informasi dan tips wisata di jogjacar.com. Untuk layanan rental mobil, silahkan kunjungi halaman kami. Semoga informasi ini dapat membantu Anda. Jika terdapat saran, kritik dan pertanyaan, silahkan berikan di kolom komentar yang tersedia.